Sebuah catatan dari upline saya, Vidrie
Meidiani, yang mengikuti training padat ilmu - hibah bermanfaat dari Martin Gellerstedt,
Regional Sales Manager Oriflame Indonesia untuk wilayah Jawa dan Bali.
1.
Gaya Kepemimpinan Otokratis
Kepemimpinan
jenis ini terpusat pada diri si leader itu sendiri. Leader dengan gaya
kepemimpinan ini cenderung yang memerintah dan menghendaki kepatuhan. Ia
memerintah berdasarkan kemampuannya untuk memberikan hadiah serta menjatuhkan
hukuman.
Gaya kepemimpinan otokratis adalah
kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerjasama untuk mencapai
tujuan yang telah ditentukan dengan cara segala kegiatan yang akan dilakukan
semata-mata diputuskan oleh leader
Ciri-ciri gaya kepemimpinan otokratis
adalah sebagai berikut:
* Kebijakan selalu dibuat oleh leader;
* Komunikasi berlangsung satu arah dari
leader kepada downline;
* Tidak ada kesempatan bagi downline untuk
memberikan saran pertimbangan atau pendapat
2. Gaya Kepemimpinan Birokratis
Leader dengan gaya birokratis itu biasanya
taat banget dengan peraturan atau sistem yang berlaku di organisasinya. Pantang
banget deh kalo keluar jalurnya.
Kadang-kadang leader dengan gaya
kepemimpinan ini terlihat kaku dan kurang fleksible. Semua kegiatan hampir
terpusat pada leader dan sedikit saja downline bebas untuk berkreasi dan
bertindak, itupun tidak boleh lepas dari ketentuan yang ada.
Ciri-ciri jenis kepemimpinan ini adalah:
·
Leader menentukan semua keputusan;
·
Leader menentukan semua standar bagaimana
downline melakukan tugas.
Kapan tipe ini sebaiknya di gunakan?
Saran pak Martin, gaya kepemimpinan ini
bisa di lakukan kalo banyak seller di jaringan kita atau banyak downline yang
stagnant alias nggak naik-naik level.
3. Gaya Kepemimpinan Demokratis
Gaya kepemimpinan demokratis cenderung
memiliki kemampuan mempengaruhi orang lain agar bersedia bekerja sama untuk
mencapai tujuan .
Beberapa ciri-cirinya:
- Upline berdiskusi dengan downline untuk membuat
tindakan keputusan bersama.
- Leader dengan tipe ini membuat rencana dengan
downline sehingga downline akan mengejar targetnya.
- Mampu merecognisi dan memberi semangat pada
downline.
Kepemimpinan jenis ini baiknya di gunakan
bila:
- Punya downline yang mandiri dalam hal mengambil
keputusan
- Memiliki downline yang memiliki berbagai
kemampuan, misalnya si A jago offline dan si B jagonya online. Dengan
masing-masing kemampuan itu leader dengan gaya pemimpin seperti ini mampu
bekerja sama.
4. Gaya Kepemimpinan Laissez Faire
(kendali bebas)
Dalam gaya kepemimpinan ini, upline
sedikit sekali menggunakan kekuasaannya atau sama sekali membiarkan downlinenya
untuk berbuat sesuka hatinya. Hands off istilah yang di gunakan pak
Martin.
Saran pak Martin kalo mau pake gaya
kepemimpinan ini pastiin kita punya downline yang inisiatif, independent yang
very skill educated.
Ciri-ciri gaya kepemimpinan kendali bebas:
- Upline membiarkan bawahannya untuk mengatur dirinya sendiri.
- Downline dapat mengambil keputusan yang masuk akal untuk mencapai
tujuan dalam segala hal yang mereka anggap cocok.
Setiap tipe kepemimpinan, bisa diterapkan beda-beda di dalam organisasi atau jaringan kita, tergantung karakter dari masing-masing jaringan.
Semuanya tergantung dari analisa SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threat)
Di samping itu, tetap harus ada benang
merah patokan kita sebagai pemimpin jaringan, agar tetap 1 tujuan.
Tulisan asli bisa dilihat di
No comments:
Post a Comment